Visceral Cadaverment: Balutan Delusi Sesat dalam Album "Absorb the Devastating Favour"

Visceral Cadaverement; nama ini sudah tidak asing lagi, terutama di skena Slamming Death Metal Indonesia. Band ini terbentuk pada tahun 2014, dan sudah mengantongi total 2 demo, 1 EP, dan 1 full length album, yang dirilis pada pertengahan tahun 2021 yang bertajuk “Absorb the Devastating Favour.” Band yang berbasis di Tangerang ini, dipunggawai oleh Wol (drum), Ikbal (gitar), serta pada Oyon (vokal).

Pasalnya, band ini mengembangkan sound yang megah, riffing yang groovy dan cukup kejam, vocal shierking yang seolah menyayat tenggorokan, serta dentuman dari blast-beat drum-nya yang menjadi tiang penyangga dari setiap lagu-lagu yang terdapat pada album “Absorb the Devastating Favour” cukup memuaskan dahaga para pelaku, sekaligus penikmat skena Slamming Death Metal Indonesia.

Tak hanya itu, Visceral Cadaverment juga memberikan kejutan lain, dengan menyelenggarakan tour sebagai bentuk promo album, ke beberapa titik di pulau Jawa; yang dibaptis dengan nama "VISCERAL CADAVERMENT DEJAVASTATOUR 2022."

Mengarungi beberapa kota di Pulau Jawa, kehadiran mereka dinantikan oleh beberapa metalhead dari berbagai kalangan. Bahkan tak sedikit juga para audience yang datang dari berbagai kota yang berbeda-beda. Mereka datang di titik kota terdekat untuk memuaskan rasa penasaran akan materi anyar yang disajikan oleh Visceral Cadverment. 

Seperti hal nya saya. Saya sendiri datang dari kota Surabaya, melesat puluhan kilometer ke salah satu titik kota yang menjadi pendaratan Visceral Cadaverment, yakni Lamongan. Tak hanya itu, saya juga berkesempatan berbincang-bincang dengan teman-teman Visceral Cadaverment, antara lain: Oyon dan Ikbal.

Halo Visceral Cadaverment, bisa diceritakan soal konsep album dan tema lirik dalam album “Absorb the Devastating Favour”?

Ikbal: Beberapa waktu lalu, kami mengeluarkan album berjudul “Absorb the Devasting Favour” yang menceritakan tentang kenakalan: lebih tepatnya tentang kesenangan duniawi. Segala sesuatu itu hancur karena ulah kita sendiri. Kita sebagai manusia yang tak punya kendali, object-nya narkotika dan alkohol; tapi sebenernya itu kisah si Oyon sih, ya.

Oyon: Seperti yang dijelaskan sama Ikbal ya, tentang narkotika dan alkoholik.

Berapa lama proses produksi dan recording-nya?

Ikbal: 1 tahun. Agak cepat untuk recording. Kebetulan waktu itu kita ada tour di Jawa Barat, dan kebetulan (juga) kita kumpul bertiga, dan di sela-sela tour itu, kita recording.

Apa ada kendala dalam pembuatan album?

Ikbal: Kendala, hampir gak ada sih ya. Cuma kita menunggu dari 3 kepala ini berkumpul jadi 1, dan ya... kendala yang lain adalah perilisan. Perihal pandemi membuat album kami cukup molor untuk dirilis.

Konsep demo lama, apakah dimasukan juga di album?

Oyon: (Dari) demo lama, ada 1 lagu yang berjudul “The Birth Man of Calamity”, yang kita masukin di album ini.

Ikbal: Kami juga memasukan lagu kami yang kami dirilis pada tahun 2015 (lalu), dengan aransemen ulang, dengan sound beserta kualitas yang baru.

Setahu saya, Mas Wol berdomisili cukup jauh dengan personil lain. Apakah tidak menyulitkan saat kalian on stage? Bagaimana cara mengatasinya?

Ikbal: Gak sulit sih ya. Kalau pihak dari event tersebut menyepakati untuk akomodasi dari Wol. Tapi, jika kita diharuskan bermain di event tersebut tanpa Wol, ya kami bermain dengan additional player.

Apakah ada kesulitan (ketika) melakukan tour dari kota ke kota?

Ikbal: Kesulitan ada di Oyon, karena dia kerja.

Oyon: Iya, kerja itu sulit untuk mendapatkan izin kerja lebih dari 3 hari, sulit banget.  Jadi kalau misal tidak bisa, seperti kita main di Jawa Tengah dan Jawa Timur, terpaksa Visceral Cadaverment menggunakan additional player

Ikbal: (Ada) kesulitan lain juga, saya nentuin titik tour dari kota ke kota. Misal dari kota A ke kota B, nyusun rute agar lebih menghemat waktu. Kalau untuk tour cuma saya yang netap, banyak waktu luang soalnya saya hahaha...

Influence Visceral Cadaverment?

Ikbal: Kalau saya pribadi, saya lebih denger Cannibal Corpse, Dehumanize, Pathology dan sejenisnya. Lebih (ke) old-school sih ya.

Oyon: Ada sedikit beberapa materi dari Pathology, Abominable, mungkin sedikit. Pokoknya kita main yang groovy gitu groovy (yang) santai.

Bagaimana skena Slam Indonesia dalam pandangan Anda?

Ikbal: Skena Slam di Indonesia (itu) keren sih, para audience (-nya) itu keren, mereka selalu support. Dalam artian: ketika ada band yang mengeluarkan kaos Slam gitu, mereka pasti support dan pasti laku. Cuma sayangnya, saya sepakat dengan Nandang (Sensor Motorik), dia bilang: Genre Slam di Indonesia itu kebanyakan cuma digunakan sebagai pelarian; ketika dia jenuh ya dia bikin project Slam, cuma gak lama gitu mereka punya alasan bosan main Slamming yang gitu-gitu aja. Sangat disayangkan itu sih, dari band-band-nya.  Tapi teruntuk penikmatnya, skena slamming, keren banget sih.

Oyon: Skena Slamming di Indonesia keren sih. Cukup puas denga audience-audience-nya, juga para Metalhead, kalau ada acara slamming itu selalu ramai: itu menurut saya. 

Suka-duka nge-band bareng? 

Ikbal: Banyak sih ya. Tapi saya tidak memikirkan-nya sampai ber-larut-larut. Ya, paling miss komunikasi sesama personil, sehingga memunculkan perdebatan, beda visi-misi. Ya ego sih waktu itu. Sekarang ngalir saja. Cuma sekarang malah di jalan ya: maksudnya karena kita personil jauh-jauh, ya kita ketemu di kota orang kayak gitu. Keren sih, kita nge-band bener-bener niat. 

Oyon: Suka-nya banyak, duka-nya juga lumayan banyak hahaha... Suka kalau kita main di tempat jauh gitu ya puas gitu. Ketemu teman-teman yang di luar kota. Kalo gak enaknya, apa ya? Hahaha...

Ikbal: Banyak sebenernya, tapi kita gak pernah pikirin kendala itu sebagai masalah. Kalau kita mikir ke situ, malah bikin kita males nge-band. Jadi ya, nikmatin sukanya aja gitu.

Semua personil Visceral Cadaverment mempunyai side project masing-masing. Apakah bermain lebih dari satu band tidak mengganggu produktivitas dalam produksi album?

Ikbal: Nggak sih ya, saya banyak nganggurnya haha... dan saya ada home recording sendiri, dan saya juga bikin band baru dengan genre (yang) beda, jadi gak ganggu produktivitas. Visceral juga punya planning untuk tidak mengeluarkan album setahun sekali; minimal 2 tahun ya, ada jeda. Jadi di tahun ini kami rilis dan melakukan tour, (baru) tahun depan nganggur dan mulai produksi project yang lain. 

Oyon: Selain Visceral Cadaverment, saya punya band lain, namanya Hematology. Saya bisa bagi waktu, cuma kendala di pekerjaan saya. Kalau waktunya bentrokan antara pekerjaan dan band, sulit aja bagi waktunya. 

Sepenting apa peran media dalam musik? 

Ikbal: Menurut saya: media sangat penting, apalagi di era digital seperti saat ini. Kalau dulu kita manggung dengan tempel stiker, dan lempar stiker; seperti kita saat ini, melakukan tour juga itu peran media sih, dan itu sangat membantu.

Oyon: Sangat membantu sekali. apalagi sekarang ada berbagai platform musik seperti Spotify, bisa upload di situ juga, dan itu ngebantu band buat naik, lebih di kenal. Event-event juga tertolong oleh media gitu kan, pastinya kalau ada acara bisa dilihat dari media.

Ikbal: Justru dengan adanya media, membuat kita gak menunggu bola. Jadi, kita gak hanya nunggu perform. Kalau pun kita tidak ada jadwal perform, ya kita bisa buat konten yang lain di media. Sangat penting sih menurut saya, penting banget.

Ada tambahan jadwal tour lagi? 

Ikbal: Saya sendiri sudah agak capek ya hahaha... Capeknya, sejak awal pasti ada kendala, cuma saya tidak menghiraukan. 12 juni di Tulungagung, sebenernya adalah jadwal terakhir kami, dan ternyata kita ada tambahan jadwal di Pekalongan tanggal 26 Juni. Jadi selama itu, bulan Juni kami tetap ambil. Setelah bulan Juni, kita gak ambil perform. 

Jika disuruh membuat tribute untuk musisi, lagu siapa yang ingin dibawakan?

Ikbal: Kalau saya sih ingin bawakan Dehumanized dari album Terminal Punishment, Cannibal Corpse. Saya suka old-school Death Metal, tapi yang groovy, lebih santai. Pengen bawain lagu lagu itu.

Oyon: Kalau saya, lebih tertarik oleh materinya Dying fetus. Rencana sih kita pengen di panggung mana gitu, bawain lagu Dying Fetus, tapi kita masih pilah-pilah mana yang sesuai sama karakter band.

Planning Visceral Cadaverment kedepan?

Ikbal: Gimana ya? Kedepanya sih saya mikirnya jalan aja gitu, belum ada planning harus begini begitu. Kalau untuk album baru, saya ingin semua personil meluapkan kejujuran-nya. mulai dari itu artwork, apa yang di suka dari Oyon, apa yang disuka dari Wol, mau genre apapun ayok! Kita luapin bareng-bareng. Saya ingin sekali membuat album kedepanya yang menggambarkan kita banget; kita bertiga.

Sayangnya, kita sudah di akhir perbincangan. Kata-kata terakhir dari Anda!

Oyon: Untuk teman-teman, kami (dari) Visceral Cadaverment, (ingin) mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya, sudah support kami sejak awal hingga saat ini. Tanpa kalian, kami tidak bisa apa-apa. Intinya, para Metalhead di seluruh indonesia sudah membantu kami untuk berkarya. Terimakasih sebesar-besarnya.

Ikbal: Terimakasih sebesar-besarnya untuk teman-teman semua yang sudah support kami, terutama yang (telah) membeli rilisan fisik kami. Apalagi di era digital ini. Sebenarnya tanpa membeli rilisan fisik kami, kalian sudah bisa mendengar karya kami, sudah bisa streaming. Tapi kalian tetap membeli dan datang ke event juga untuk support secara langsung. (Untuk) kedepanya, selalu support band-band lokal kita, jangan hanya berpatokan dengan band-band manca-negara. Jangan malu untuk mengakui bahwa kita itu suka sama band lokal. Karena bagaimana pun, di luar sana, kita punya band lokal yang (juga) keren.

Penulis: Febrian Ariady

Editor: Muhammad Rafi Akbar

 

Komentar